Rabu, Agustus 26, 2009

Celoteh


Sedikit flashback ke masa lalu....
Mencungkil setitik hikmah....


Waktu itu...aku hampir dicopet orang. Aku berdiri waktu naik mobil umum, trus...'ntu orang aneh banget. Masa' masih ada tempat yang kosong tapi maunya ngedesek-desek tempat yang full orang. Tapi, waktu itu aku belum curiga kalo 'ntu orang copet. Abiz, diliat dari tampangnya yang ehm...lumayan and mirip-mirip artis sinetron deh dikit, imut-imut plus penampilannya yang kaya cowo' terpelajar. Semua orang juga ga bakal sangka 'ntu orang mo' nyopet.

Nah! aku tuh mulai curiga waktu ibu-ibu di sebelahku memindahkan tasnya ke depan dan sesekali nengok ke 'ntu cowo'. Truzz...waktu 'ntu cowo' ngedesek ibu-ibu di sebelahku, si ibu-ibu ngomel. Truzz...'ntu cowo' pindah ke sebelahku yang memang agak kosong. Tapi, aku telah meningkatkan kewaspadaan nasional. Jadi, tas aku jepit dengan sikuku dengan sekuat-kuatnya. Satu hal lagi yang meningkatkan kecurigaanku, 'ntu cowo' bawa tas gede tapi dilipet di tangan kaya jaket gitu. Meskipun aku udah usahain husnuzzhon, tetep aja kewaspadaan itu perlu. Akhirnya, memang dugaanku benar. Tangan 'ntu orang yang ketutup jaket kaya ngerogoh-rogoh tasku.

Untungnya(He...he...udah mo dicopet masih untung ya?) waktu itu tasku penuh dengan buku-buku gede and dompet ada di tempat yang aman.Tas segera kupindahkan ke depan. Lagi-lagi dengan sudut mataku, aku ngeliat tangan 'ntu orang yang ketutup jaket eh tas, dari tadi jaket-jaket terus ga ada yang mo' ralat ya?Eh ya, akhirnya tangan 'ntu orang turun ke arah saku celana panjangku. Weeh...aku mulai berang n murka, tapi kutahan emosiku yang mendarah muda. Kupikir-pikir ini copet mulai kurang belajar. Akhirnya, dengan agak kasar kututupi saku celana panjangku dengan tangan. Meskipun sebenarnya isi saku celanaku waktu itu cuma gope ngepas banged buat ongkos waktu itu.

Akhirnya, 'ntu copet mencak-mencak pindah ke sebelah kiriku yang udah ada bokap-bokap yang lagi berdiri juga. Ya udah bokap-bokap itu marah-marah abis didesek gitu sih, and aku juga agak geser jauhin 'ntu copet. Eh, ga tau kenapa lagi 'ntu copet sama bokap-bokap tadi malah berseteru. Brank, brenk, bronk adu mulut. And yang paling syerem, ada penumpang yang nyeletuk, " Udah tikam aja perutnya!"

Waktu aku liat yang ngomong, ternyata seorang cowo' yang tampangnya mirip-mirip mahasiswa, wong bawa tas (padahal ga semua orang yang bawa tas itu mahasiswa ya?)Kupikir mungkin temannya.Duh!!!

Tapi aku ga ada firasat kalo mo' ada kejadian yang lebih gawat lagi. Ya akhirnya memang 'ntu cowo' turun and cowo' yang nyeletuk tadi juga ngga ada. Meskipun copet eh cowo' yang mencurigakan tadi udah turun dari mobil, masih aja mencak-mencak sambil ngeloyor pergi....
Alhamdulillah, Allah masih ngelindungin aku....

Dari kejadian itu, aku jadi ngerenung, kenapa orang itu nyopet? Akhirnya tak pikir-pikir sampai pada kesimpulan : kalo manusia itu punya 3 kosong, yaitu kosong perut, kosong ilmu, dan kosong iman. Nah, meskipun 'ntu orang keliatannya berilmu dan tidak kosong perut, sebab dandanannya yang perlente, dia itu mungkin kosong iman. Sebab, orang yang punya iman meskipun kosong ilmu dan kosong perut pasti ngga mau ngerjain yang begitu.

Hikmah yang kedua, kita ngga boleh ketipu sama penampilan. Fisik manusia seperti kulit. Ada yang baik dan ada yang buruk. Begitu juga isinya, ada yang baik, ada yang buruk. Tergantung kita, mau isi jiwa kita dengan yang baik atau yang buruk.

Dari kejadian itu juga aku jadi punya PR yang belum kejawab. Apa iya orang itu ngga malu ngerjain yang begitu? Udah tau ketangkap basah, masih aja mencak-mencak. Sebab, pendapatku selama ini," Sejahat-jahatnya orang, pasti ada baiknya. Sebab pada dasarnya, manusia itu makhluk yang baik." Apa mungkin...dia mencak-mencak karena untuk tutupin rasa malu?Buruk muka cermin dibelah gitu....

Wallahu a'lam

Selasa, Agustus 25, 2009

Bijak Menyikapi Ramadhan

Ramadhan tahun ini terasa sedikit berbeda. Serangkaian peristiwa menghebohkan membuat kita sedikit merenung. Peristiwa pengeboman dua tempat yang berbeda oleh teroris. Kita juga baru mengetahui ternyata salah satu pelaku bom bunuh diri baru lulus SMU. Peristiwa yang mampu menghenyakkan semua orang itu ternyata menyatukan sikap umat Islam di negeri ini. Tak lama berselang, kita juga melangsungkan perayaan kemerdekaan negeri kita tercinta ini. Berbagai lomba diadakan untuk mempererat rasa persatuan dan kebangsaan. Setelah itu, kitapun kembali menyambut bulan keberkahan, bulan suci Ramadhan. Baru kali ini kita merasakan kebersamaan mengawali Ramadhan pada hari yang sama. Tak lama Ramadhan berjalan, kembali kita dihebohkan dengan klaim tari Pendet oleh negeri tetangga. Lagi-lagi peristiwa ini menyatukan sikap para seniman, sikap kebangsaan kita. Lagi-lagi semua peristiwa itu menunjukkan seolah Allah itu sangat menginginkan persatuan bagi umat Islam, bagi bangsa ini. Banyak hikmah yang dapat kita petik dari berbagai peristiwa tersebut, bagi kita pribadi, juga bagi semua pihak. Melalui peristiwa-peristiwa itu pula, Allah ingin menunjukkan betapa kasih sayang-Nya kepada kita semua.

Datangnya Ramadhan memberikan keberkahan bagi semua orang. Salah satu yang menangguk keberkahan Ramadhan adalah tumbuhnya pasar-pasar kaget, pedagang-pedagang dadakan yang menjual penganan berbuka. Harga berbagai kebutuhanpun ikut melambung. Hal ini mungkin akan memusingkan sebagian ibu-ibu rumah tangga. Akan tetapi, semuanya memang seolah menjadi lumrah ketika menjelang Ramadhan, harga segala kebutuhanpun turut naik.

Seorang teman menyadari adanya rutinitas harga seperti itu, lalu iapun selalu menyisihkan uang belanja setiap bulannya untuk persiapan menghadapi bulan ramadhan, walaupun ia sendiri tidak tahu apakah Allah akan memanjangkan usianya sehingga bisa menikmati ramadhan itu. Ia hanya berkata,"Kalau aku bisa menikmati ramadhan itu, berarti uang tabungan itu untuk persiapan ramadhan. Akan tetapi, jika Allah mengambil nyawaku dan aku tidak bisa menikmati ramadhan, maka uang tabunganku itu bisa untuk membeli kain kafanku dan pengurusan jenazahku, sehingga aku tidak terlalu membebani keluargaku."

Lain cerita temanku yang lain, ia hanya berkata,"Makan dan minumlah secukupnya dan jangan berlebihan." Maksudnya makan dan minum bagi dia di bulan puasa atau di bulan lainnya sama saja, sehingga kenaikan harga tidak memusingkannya.Penghasilannya yang pas-pasan telah membuatnya terbiasa mensyukuri apa yang dia dapatkan.

Lain lagi cerita temanku yang mengeluh kepada suaminya karena harga-harga yang naik. Suaminya malah berkata," Berdoa saja kepada Allah semoga rezeki kita lebih besar daripada harga yang naik. Kita minta banyak kepada Allah, kita minta sedikit juga kepada Allah. Lebih baik sekalian saja kita minta rezeki sebanyak-banyaknya.Toh, mintanya sama Allah juga."

Mendengar cerita temanku ini, aku kok jadi ingat kata-kata Aa Gym ya?Atau memang suaminya mengutip kata-kata Aa Gym? Entahlah, yang jelas kita semua belajar menyikapi setiap peristiwa dengan bijak karena apapun yang terjadi tak lepas dari pengetahuan-Nya dengan segala hikmah yang patut kita renungkan.

HAKIKAT KESEMPURNAAN



Anak kecil merasa sempurna kalau
ia menjadi besar
Anak besar merasa sempurna kalau
ia menjadi remaja
Remaja merasa sempurna kalau
ia menjadi dewasa
Orang dewasa merasa sempurna kalau
ia memiliki pasangan
Orang yang memiliki pasangan merasa sempurna kalau
ia menikah
Orang yang sudah menikah merasa sempurna kalau
ia memiliki anak
Orang yang telah memiliki anak merasa sempurna kalau
anaknya sudah besar, remaja, dan dewasa
Orang yang telah memiliki anak yang sudah dewasa merasa sempurna jika
anaknya sudah berpasangan
Orang yang telah memiliki anak yang sudah berpasangan merasa sempurna jika
anaknya menikah
Orang yang telah memiliki menantu merasa sempurna jika
memiliki cucu,cicit,
dst. , dst.....
Lalu, kapankah manusia mencapai kesempurnaan itu?
I think never! karena yang Maha Sempurna hanyalah ALLAH