Minggu, November 30, 2008

GAYA BELAJAR, TIPS EN TRIK INSTAN 4 YOUR TEST

Batavia, 29 Nop ’08
Tholabul ’ilmi alias learn alias belajar atau apapun namanya dalam segala bahasa, sebenarnya merupakan proses penyerapan pengetahuan yang bisa didapat secara spontan ataupun memakan waktu lama. Bisa melalui pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain. Bisa melalui membaca, mendengar, merasa, atau apapun yang melalui indera kita. Walaupun ada juga yang membedakan antara ilmu dan pengetahuan. Yang jelas, pengetahuan kita bisa bertambah dengan cara apapun.

Salah satu hal yang dapat mempengaruhi penambahan pengetahuan kita adalah gaya belajar. Aku jadi ingat ketika aku coba-coba menjadi kuli tinta amatiran semasa SMA dulu. Tentu saja dengan memanfaatkan sikap familierku en prinsip persahabatanku yang jujur, baik hati en tidak sombong, tak sulit meminta mereka berbagi informasi tentang gaya belajar mereka. Surprise! Banyak gaya belajar unik yang kudapatkan. Mau tahu apa saja gaya belajar mereka itu? Cukup dengan meluangkan sedikit waktu tuk baca tulisan ini, kamu akan mendapatkan manfaat yang besar, buktikan saja!

Macam-macam gaya belajar yang kudapat, antara lain:
1. Belajar dengan diiringi musik.
Orang yang belajar dengan cara ini, dia tak dapat menyerap pelajaran tanpa musik. Dia membutuhkan musik sebagai penenang ketegangan urat syarafnya. Dia memerlukan sebuah suasana yang benar-benar relaks en fun. Dalam ketenangan itulah ia mampu menyerap pelajaran.

2. Belajar di tempat yang sepi.
Berbeda dengan gaya belajar pertama, orang yang memiliki gaya belajar kedua ini justru memerlukan suasana yang benar-benar hening, jauh dari kegaduhan. Orang yang seperti ini mengalami kesulitan konsentrasi ketika mendengar suara-suara. Mereka belajar di ruangan-ruangan sepi atau menjauh dari keramaian. Ada yang di sudut-sudut kamar, ruang perpustakaan, bahkan ada yang tidur dahulu setelah shalat Maghrib, lalu bangun tengah malam, shalat tahajjud dahulu, baru dia dapat menyerap pelajaran ketika semua orang sedang terlelap dibuai mimpi. Walaupun pagi harinya dia mengantuk, dia sudah memahami pelajaran sebelumnya, mempelajari materi yang akan diajarkan esok, dan menyiapkan beberapa pertanyaan tentang materi yang belum dipahaminya untuk ditanyakan kepada bapak atau ibu gurunya esok hari.

3. Belajar sambil menonton televisi.
Orang yang memiliki gaya belajar seperti ini terkesan agak santai dalam menyerap pelajaran. Tentu saja lebih sedikit hal yang dapat dipahami karena harus membagi pikiran menjadi 2 konsentrasi, antara kesukaan dan keharusan. Dia menonton ketika acara kesukaannya sedang tayang dan belajar ketika iklan sedang berparade.

4. Belajar dalam setiap kesempatan.
Gaya belajar inilah yang menurutku terbaik. Dengan cara belajar dalam berbagai kesempatan inilah kita tak perlu membebani otak agar menyerap informasi dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Ala bisa karena biasa. Membaca dalam berbagai kesempatan, belajar dalam berbagai kesempatan, membuat otak kita menyerap informasi perlahan-lahan sehingga lebih terekam lama dalam ingatan kita. Kita juga menulis rumus-rumus atau kosakata dalam secarik kertas dan tempelkan di tempat-tempat yang sering kita lihat. Hal itu juga dapat membantu memori kita tuk menyerap pelajaran tanpa kita merasa sedang belajar.

5. Belajar dengan merekam gerak gerik guru ketika menerangkan pelajaran di kelas.
Gaya belajar tipe kelima inilah yang menyerap informasi melalui sesuatu yang dapat dilihat dan didengar. Dia menggambarkan suasana kelas seperti sebuah panggung sandiwara atau sebuah film dengan guru sebagai tokoh utamanya. Dia mengingat materi pelajaran berdasarkan gerak - gerik gurunya ketika menerangkan.

6. Belajar hanya ketika menghadapi ulangan atau ujian saja (SKS).
Orang yang memiliki tipe belajar seperti ini terkesan memaksakan kehendak kepada diri sendiri. Dia berusaha mengingat begitu banyak informasi dalam waktu yang amat sangat singkat. Ada yang mengikat kepalanya dengan kain sekuat-kuatnya, ada yang menyediakan kopi agar kuat bergadang, ada yang menyiapkan makanan cemilan supaya tidak mengantuk, ada juga yang menyediakan cermin en lipstik. Ketika dia mulai mengantuk, dia coret pipinya dengan lipstik. Ketika dia mengantuk lagi, coret lagi bagian wajah yang lain, begitu seterusnya sampai wajahnya penuh dengan coretan, barulah dia bercermin. Dia akan tersenyum atau tertawa melihat wajahnya yang penuh coretan. Hal itulah yang membuatnya lupa akan rasa kantuknya. Resikonya ketika ujian dia mengantuk en lupa apa yang sudah dipelajarinya. Itulah sebabnya tipe ini disebut SKS (Sistem Kebut Semalam).

7. Belajar dengan membuat rumus atau kunci rahasia yang hanya dimengerti diri sendiri.
Orang yang bertipe ini memerlukan kreativitas dalam menyerap pelajaran. Dia membuat singkatan-singkatan yang memudahkannya untuk mengingat sejumlah informasi. Ada pula yang membuat bagan-bagan atau kata kunci yang hanya dimengerti dirinya sendiri.
Misalnya dalam materi kata tanya bahasa Inggris, 5W1H maksudnya What(1), Why(2), Who(3), Where(4), When(5), How(1).

Kadang-kadang kita sudah mempersiapkan diri semaksimal mungkin dalam menghadapi sebuah tes, tetapi begitu melihat soal langsung tegang en lupa semuanya.
Ada beberapa tips en trik yang dapat menghindari resiko itu.
1. Persiapkan alat-alat yang diperlukan dalam tes. Misalnya, jika menggunakan pensil 2B, maka siapkan beberapa pensil 2B yang sudah diruncingkan di rumah. Hal ini akan membuat waktu tes kamu menjadi lebih efisien karena tak perlu lagi menghabiskan beberapa detik untuk meraut. Walaupun demikian, alat peraut tetap harus disediakan. Bukankah sedia payung sebelum hujan itu lebih baik?
2. Ketika melihat soal tes dan rasa tegang itu muncul, usahakan kembalikan konsentrasi kamu. Tarik napas melalui hidung perlahan-lahan, lalu tahan beberapa detik, keluarkan kembali udara melalui mulut perlahan-lahan sampai kamu merasa tenang. Bacalah doa-doa yang mampu menenangkan hati kamu.
3. Mulailah membaca soal dengan basmalah.
4. Baca soal dengan teliti.
5. Kerjakan dahulu soal yang kamu anggap mudah agar ketika waktu habis, kamu tidak kalah telak. Kamu juga tidak akan tenggelam dalam lautan penyesalan karena tak satupun soal dapat terjawab.
6. Setelah soal yang kamu anggap mudah telah terjawab, mulailah mengisi soal yang sulit dengan sangat hati- hati en teliti. Kesalahan yang sering terulang adalah terlalu terburu-buru mengisi soal yang kelihatan mudah padahal sulit dan menganggap sulit soal yang sebenarnya mudah. Hal ini terjadi mungkin karena mengabaikan ketelitian en melupakan jebakan soal yang memang dibuat agar kita teliti mengerjakannya.
7. Setelah semua terisi jawaban, periksa kembali berulang-ulang dengan teliti sebelum diserahkan kepada pengawas. Berpikir dahulu pendapatan, sesal kemudian tiada guna. Bersikap teliti itu lebih baik daripada penyesalan yang selalu datang belakangan. Jangan lupa baca hamdalah.

That’s mytips! Kamu termasuk tipe yang mana?Atau ingin mencoba semuanya?Silakan saja!
Good Luck! I hope ’U Be Better From Me!




Minggu, November 02, 2008

Dibalik Kontroversi Pernikahan Dini

Batavia,27 Oktober 2008
Tuhanku, terhenyak aku mendengar kabar seorang yang dianggap kiai menikahi gadis belia berusia 12 tahun. Apalagi dia berencana pula menikahi gadis kecil lainnya yang berusia 7 dan 9 tahun. Luka hati dan jiwaku, Tuhan, kala ia mengatasnamakan-Mu dan Rasul-Mu. Pedih tak terperi di sini, dalam, sangat dalam menusuk jantungku. Dia mungkin tak menyadari betapa perbuatannya telah mencoreng Rasul-Mu, Engkau, dan ajaran-Mu. Tapi, betapa angkuhnya ia mengatasnamakan Rasul-Mu demi membenarkan perbuatannya. Ya Allahku, tak pernah rela hatiku kala Rasulku yang agung dicoreng oleh orang yang mengaku umatnya?

Ya Allahku, bukankah tugas seorang kiai adalah menjadi teladan bagi pengikutnya?Aku jadi ingat, aku pernah menegur suamiku agar jangan mau dipanggil ustadz karena berat beban moral dan ujiannya. Suamiku hanya bilang,”Mi, ayah tidak pernah minta dipanggil ustadz. Kalau satu dua orang mungkin bisa ayah beri tahu, tapi tidak mungkin semuanya ayah beritahu kan?” Dari jawaban suamiku, aku menyimpulkan bahwa masyarakatlah yang memberi penilaian apakah orang itu ustadz, kiai atau ulama. Dengan adanya kejadian ini, pantaskah ia disebut seorang kiai? Orang yang telah mencoreng nama Rasulku yang agung. Orang yang tidak memberikan teladan bagi masyarakatnya? Ia beralasan bahwa ia menikahi gadis 12 tahun sama seperti Rasulullah menikahi Aisyah. Tidak tahukah ia betapa postur tubuh anak-anak Arab Saudi berbeda dengan anak-anak negeri ini? Tak tahukah ia dampak psikologis yang diderita anak itu? Bukankah itu sebuah kedzaliman yang dilakukan terhadap orang yang lemah?

Katanya ia mengikuti jejak Rasulku yang agung, tapi tahukah ia, Rasulku seorang penyayang terhadap orang-orang yang lemah? Bahkan kepada seekor burung yang sakit. Aku ingat, aku pernah membaca sebuah buku bahwa Rasul melihat seorang anak yang menangis. Iapun menghampirinya.Ternyata burung peliharaannya sakit. Rasulpun mengajak anak itu untuk menjenguk burung peliharaannya itu. Lain buku pula aku pernah membaca bahwa Rasul melihat seorang anak menangis ketika semua orang bergembira pada hari raya idul fitri. Beliaupun menghampirinya. Ternyata ia menangis karena ia seorang yatim. Ia sedih karena tak punya baju baru dan bergembira bersama ayahnya seperti teman-temannya. Rasulpun memberinya baju baru dan mengatakan bahwa beliaulah yang menjadi ayahnya. Anak yang tadi menangis itupun menjadi gembira. Itulah Rasulullah yang memberi kegembiraan kepada anak-anak dan menghapus kesedihannya, yang mengubah air mata anak-anak menjadi tawa. Bukan seperti yang dilakukan orang itu. Dia merampas kegembiraan seorang anak dan mengubahnya menjadi air mata. Membungkam minat, bakat dan tumbuh kembangnya. Mengapa ia bergembira di atas penderitaan seorang anak?
Apakah itu yang diajarkan Rasulullah? Tidak! Sama sekali tidak!Jika benar ia ingin mengangkat derajat anak itu, tentu bukan dengan cara menikahinya. Masih banyak cara lain yang lebih mulia, mulia di hadapan manusia juga mulia di hadapan-Mu,Tuhanku.Apakah ia tak tahu pepatah orang tua, ”Di mana langit dijunjung, di situ bumi dipijak,” Setiap tempat memiliki adat kebiasaan berbeda. Satu hal lagi, mungkin akan ada dosa beruntun ke generasi berikutnya. Saat ini, mungkin anak itu tak bisa melawan karena ketidakberdayaannya, tapi apakah keyakinannya dalam jiwa kecilnya kepada Engkau, wahai Tuhan, takkan tergoyah? Atau kelemahan itu akan menumbuhkan benih dendam yang terlampiaskan kepada anak-anaknya? Tak terbayangkan, entah berapa korban yang akan berjatuhan akibat ego segelintir orang.

Hanya satu yang kupercaya saat ini, Engkau akan buktikan yang hak itu hak, yang bathil itu bathil. Dalam sebuah hadits aku pernah membaca,” Ciri orang mu’min sejati adalah orang yang aman orang-orang sekitarnya dari lidah dan tangannya.” Selama orang itu melakukan kedzaliman kepada saudaranya yang lemah, maka ia bukanlah seorang mu’min sejati, walaupun ia memiliki segudang gelar terhormat. Kuharap, Engkau, wahai Allahku, akan membimbing orang itu untuk lebih banyak lagi membaca tentang sejarah hidup Rasul-Mu. Dengan izin-Mu pula, aku berharap Engkau selamatkan anak itu dari kedzaliman orang-orang dewasa agar ia tumbuh menjadi salah satu hamba-Mu yang berkualitas. Aamiin.