Seseorang sedang menatap sebuah lukisan. Ia tertegun mengamati lukisan tersebut. Tak ada siapa – siapa di sekitarnya, hanya dia dan suara hatinya.
Dia : ”Apa yang kau lihat?”
Suara hati : ”Sebuah gambar.”
Dia : ”Apa yang kau lihat?”
Suara hati : ”Orang-orang yang kelelahan.”
Dia : ”Apa yang kau lihat?”
Suara hati : ”Kegersangan yang membakar.”
Dia : ”Apa lagi yang kau lihat?”
Suara hati :”Suasana yang keras.”
Dia : ”Apa lagi?”
Suara hati : ”Tidak tahu.”
Dia : ”Coba kau lihat baik-baik, apa yang kau lihat?”
Suara hati : ”Mmm...sebuah bingkai yang sangat indah.”
Dia : ”Tahukah kau makna semua itu?”
Suara hati :”Tidak tahu.”
Dia : ”Perhatikanlah baik-baik. Itu adalah gambar kehidupan. Hidup ini keras, hidup ini gersang, hidup
Dia : ”Apa yang kau lihat?”
Suara hati : ”Sebuah gambar.”
Dia : ”Apa yang kau lihat?”
Suara hati : ”Orang-orang yang kelelahan.”
Dia : ”Apa yang kau lihat?”
Suara hati : ”Kegersangan yang membakar.”
Dia : ”Apa lagi yang kau lihat?”
Suara hati :”Suasana yang keras.”
Dia : ”Apa lagi?”
Suara hati : ”Tidak tahu.”
Dia : ”Coba kau lihat baik-baik, apa yang kau lihat?”
Suara hati : ”Mmm...sebuah bingkai yang sangat indah.”
Dia : ”Tahukah kau makna semua itu?”
Suara hati :”Tidak tahu.”
Dia : ”Perhatikanlah baik-baik. Itu adalah gambar kehidupan. Hidup ini keras, hidup ini gersang, hidup
ini panas. Hidup ini semakin hari semakin menanjak, sehingga banyak orang yang kelelahan. Hidup
yang keras ini harus dijalani dengan ketabahan, kesabaran dan yang terpenting adalah iman, agar
orang dapat sampai ke puncak tujuan. Satu lagi yang tak boleh dilupakan , oarang yang ingin
mencapai puncak tujuan harus pantang menyerah dan tak kenal putus asa. Itulah gambar
kekerasan hidup yang dibingkai dengan indah, menjadi salah satu mahakarya Tuhan yang agung.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar